Andri (30 tahun):
(menipu banyak orang
dengan jimat dan amalan)
Berbagai Penyakit Aneh Datang Menghantuinya
Hidup sukses
adalah impian semua orang. Bekerja dengat giat di perantauan adalah salah satu
kunci hidup sukses. Tapi siapa kira, bisa terjerembab menjadi seorang dukun
yang banyak merugikan orang lain. Andri namanya. Sekitar satu tahun lebih.
Andri berprofesi sebagai dukun yang menjual jimat-jimat palsu. Hatinya
bergejolak, menekuni perbuatan terkutuk itu. Berbagi penyakit aneh datang
menerpanya. Sampai akhirnya ia kembali ke jalan yang benar setelah penyakitnya
dapat disembuhkan dengan terapi ruqyah. Didampingi seorang teman kantornya,
Andri menuturkan kisahnya kepada Majalah Ghoib di Gunungpati, Semarang.
Selepas
lulus dari SMA (1996), seseorang datang menawarkan pekerjaan kepada saya. Karena sedang menganggur, saya pun langsung
tertarik. Sebagai pemuda desa, mendapatkan pekerjaan adalah sebuah kebanggaan.
Apalagi orang itu menjelaskan, bahwa pekerjaan yang ditawarkannya bergerak di bidang
pengobatan. Ia juga memperlihatkan beberapa buah jimat seperti: akik, keris,
rajah dan lainnya. Ia bilang semua jimat tersebut untuk sarana pengobatan. Terpikir oleh saya, jika memikili jimat-jimat
tersebut, mungkin bisa digunakan untuk menolong warga di sekitar sini. Tanpa
pikir panjang, saya menerima tawaran itu.. Kami pun segera berangkat….! Dengan
segudang harapan, saya tinggalkan kampung halaman serta sanak saudara tercinta.
Orangtua yang selama ini memberikan kasih sayang, dengan berat hati juga harus
saya tinggalkan, demi mencari sesuap nasi. Sambil memandangi sawah yang
terhampar hijau, terbayang, bagaimana keberhasilan beberapa ‘orang pintar’ di
desa. Kehidupan mereka boleh dikatakan berkecukupan. Hal itulah yang juga ikut
memotivasi saya, sehingga mau ikut bekerja dengannya. Dengan diiringi suara
gemiricik sungai, kami berangkat ke kota
Tegal.
Sesampainya
di kota Tegal.
Saya diajak ke sebuah losmen yang letaknya tidak terlalu jauh dari alun-alun.
Di sana telah
menunggu 6 orang yang terlebih dahulu bergabung dalam pekerjaan tersebut.
Jumlah kami jadi 8 orang. Kemudian kami saling berkenalan. Saat itu, saya belum
mengerti benar, apa sebenarnya pekerjaan yang akan saya lakukan. Sambil
mereka-reka saya beristirahat sejenak.
Di dalam sebuah kamar, banyak terdapat rajah-rajah bertuliskan
huruf-huruf Arab. Ada
juga beraneka ragam batu akik.
Suara adzan
membahana, memanggil insan beriman untuk menunaikan ibadah shalat. Saya
bersegera mencari masjid. Tetapi karena tidak tahu di mana lokasinya, saya
terpaksa shalat di losmen. Saya merasa heran! Banyak rajah-rajah bertuliskan Arab
di sana , tetapi
mereka tidak melaksanakan shalat. Ah, tapi saya tidak berani bertanya
macam-macam. Saya kan
hanya orang baru di sana .
Hari
itu juga, saya diajak ke tempat praktik pengobatan mereka. Letaknya di
sebuah lapangan yang tidak jauh dari
losmen. Bersama dengan orang yang mengajak bekerja, saya naik becak. Kami
berdua datang agak terlambat. Ternyata di sana
telah banyak orang yang berkumpul. Kira-kira seratus orang yang datang. Saking
berjubelnya, lapangan yang cukup luas itu, tak kuasa menampung jumlah
pengunjung. Saya masuk di barisan paling belakang, melengkapi ketujuh teman
saya yang akan mengadakan pertunjukan. Perasaaan saya deg-degan. Apa gerangan
yang akan didemonstrasikan oleh rombongan yang baru saya kenal ini. Seorang
pimpinan yang dipanggil Ki Seno, kemudian menjadi juru bicara rombongan.
Ratusan pasang mata menatap dengan sangat serius. Mereka seakan tersihir oleh gaya bicara Ki Seno. Gaya orasinya membuat
saya terkagum-kagum. Sambil membawa air putih, Ki Seno terus berbicara mengenai
hal mistik. Ia juga menjelaskan tentang ilmu karomah kepada pengunjung. Sampai
akhirnya Ki Seno menggelar sebuah demonstrasi yang sarat dengan nuansa mistik.
Pakaiannya yang serba putih ala seorang ustadz membuat para pengunjung semakin
terkesima.
Seorang anak
diikat matanya. Sementara seluruh
tubuhnya ditutup dengan kain hitam. Air putih yang sedari tadi berada ditangan Ki
Seno. Kemudian dibacakan mantra-mantra
olehnya. Mantranya tidak jelas. Kadang dibacakan bismillahirrahmanirrahim
dengan kumat-kamit, kadang mantera berbahasa Jawa. Lalu air putih itu
disemburkan ke anak tadi. Tiba-tiba
anak itu pingsan. Lalu di tutup lagi dengan kain mori putih. Katanya,
“Ini sebagai contoh bahwa Anda semua tidak akan bisa hidup selamanya.”
Ngomongnya sih bagus dan indah. Para
pengunjung semakin terbawa arus oleh cerita Ki Seno. Kemudian Ki Seno mengatakan,
bahwa kepada anak itu akan dipanggilkan roh ghaib. Sebentar kemudian dibacakan
ayat yang dicampur dengan mantra-mantra. Saya tidak tahu, ayat apa yang
dibacakannya. Anak itu kemudian seperti kesurupan dan meraung-raung kesakitan.
Tangannya keluar tetapi kepalanya tidak. Para
pengunjung yang menyaksikan merasa ngeri
melihat hal seperti itu. Sebagian dari mereka, ada yang menutup wajah dengan
kedua tangannya. Saya pun merasakan hal yang sama. Saya terus membaca doa-doa
yang pernah saya hapal waktu di desa dulu.
Ki
Seno terus berbicara. Gaya
bicaranya yang hidup berhasil menumbuhkan sugesti para pengunjung kalau itu
benar-benar peristiwa ghaib. Anak yang ditutup matanya itu, diberi pertanyaan
oleh Ki Seno. Ia disuruh menebak berapa
jumlah pengunjung? Pengunjung yang ada di sebelah pojok pakai baju warna apa?
Membawa rokok merk apa? dan lainnya. Pertanyaan itu semua dijawab dengan tepat dan akurat. Para pengunjung yang melihat hal seperti itu semakin
percaya. “Wah berarti itu ada roh ghaibnya,” ungkap seorang pengunjung yang
merasa takjub . Ki Seno itu terus berbicara. Kali ini ia meminta tolong kepada
roh ghaib, agar batu akik dan keris yang ada di hadapannya diisi kekuatan
ghaib. Ki Seno memohon kepada roh ghaib
supaya masyarakat yang ada di sini bisa terhindar dari penyakit serta memilki
pegangan hidup.
Ketika anak itu
ditanya oleh Ki Seno. Suaranya berubah menjadi seorang kakek-kakek yang
menyeramkan. Ini pertanda bahwa jimat-jimat telah diisi kekuatan dari roh
ghaib. Pengunjung yang sedari tadi memang sudah tersugesti, langsung menyerbu
jimat-jimat akik yang dijual dua ribuan perbuah. Hanya dalam waktu beberapa
menit, jimat batu akik sudah ludes terjual. Saya hanya bisa diam terpaku,
menyaksikan hal tersebut. Teman-teman saya yang lain, kemudian membagikan
brosur tentang tempat praktik kami.
Selebaran itu bertuliskan pengobatan
alternative yang bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Bisa juga menerima pesanan jimat kekebalan, jimat sayekti geni yaitu jimat yang bisa
membakar sesuatu dengan tenaga dalam.
Diakhir pertunjukan, Ki Seno menjelaskan bahwa uang yang mereka dapatkan malam
itu sebagiannya untuk sesajen kepada roh ghaib. Kami pun kembali ke losmen
dengan mendapatkan uang yang cukup banyak.
Memulai Aktivitas
Sebagai Dukun Bersama Rombongan Penipu.
Malam harinya,
ketika saya sedang berpikir bagaimana caranya memiliki ilmu seperti Ki Seno.
Tiba-tiba Ki Seno datang sambil berkata, "Nak, kamu harus bisa seperti Jeni.”
(Jeni adalah anak yang disurupi tadi) "Apa syaratnya pak?" saya balik
bertanya. “Hapalkan ini!" katanya. Sebuah tulisan berbahasa Indonesia tertulis
di situ seperti sebuah rumus. Mbah = putih, Buyut = kuning, Jelas = merah dan
beberapa sandi angka lainnya. Saya semakin bingung dengan tulisan-tulisan itu.
Kemudian Ki Seno menjelaskan, “Jika kusebut Mbah, kamu harus jawab putih. Jika
kusebut buyut, kamu harus jawab kuning.” Saya terkejut bukan kepalang, setelah
mengetahui bahwa pertunjukan itu adalah bohong belaka. Apa yang ditanyakan
kepada Jeni, ternyata sudah ada rumusnya. Berarti jawabannya bukan dari roh
ghaib seperti yang diakui Ki Seno. Kesurupan dan suara kakek-kakek, juga hanya
akal-akalan Jeni saja. Hati ini berontak. Saya lalu bilang kepada orang yang
mengajak saya bekerja, bahwa saya tidak jadi bekerja. Saya takut ditangkap
polisi, karena saya telah bergabung dengan rombongan penipu. Ia terus membujuk
dan meyakinkan saya, bahwa kegiatan yang kami kerjakan aman. Karena saya tidak
punya uang untuk pulang, saya akhirnya terus mengikuti rombongan tersebut
menjalankan praktiknya.
Praktik
di Kota Tegal, hanya kami jalankan sehari saja. Setelah itu kami berpindah ke
Kota Jogjakarta. Di kota
Jogyakarta, saat itu sedang digelar acara Sekatenan.
Sebelum acara Sekatenan dimulai,
kami pasang stand di sekitar situ. Para
pengunjung banyak sekali yang datang. Setiap kali ingin menarik perhatian orang
untuk membeli jimat-jimat, kami selalu
mempertunjukan tontonan-tontonan yang bernuansa mistis. Kali ini, kami
mempertunjukkan atraksi orang yang
bisa melepaskan diri dari dalam peti yang telah digembok. Agar kesan mistisnya
bertambah kental, kami memasang gambar tengkorak di sana . Seorang anak diikat menggunakan tambang
dari kaki sampai leher. Setelah diikat dengan tambang, anak itu dimasukkan ke
dalam sebuah karung. Untuk lebih
meyakinkan, karung tersebut diikat oleh
seorang pengunjung. Lalu karung tersebut dimasukkan ke dalam peti yang telah di
gembok dalam jumlah yang sangat banyak. Peti itu kemudian ditutup dengan kain penutup berwarna hitam (kerobong).
Para pengunjung semakin penasaran dengan
pertunjukan itu.
Ki
Seno berkata kepada anak itu, bahwa ia akan mengutusnya ke laut Pantai Selatan,
untuk memanggil roh Nyi Roro Kidul. Setelah komat-kamit, Ki Seno berkata dengan
suara yang sangat kencang, “Wahai roh
Nyi Roro Kidul, kalau kamu sudah hadir,
tolong goyangkan kerobong ini sekeras mungkin!” Tiba-tiba kerobong
itu bergoyang-goyang, wes wes. Para pengunjung ketakutan. Bagaimana mungkin anak yang
telah diikat dengan tambang kemudian dimasukkan ke dalam karung serta peti yang
telah digembok dapat menggerakkan kain tersebut. Para
pengunjung mulai terbawa arus pertunjukan. Setelah itu, Ki Seno tadi minta
pegangan dari Nyi Roro Kidul. “Ini saya sembahkan kembang sesajen untuk Nyai,"
katanya melanjutkan. Sesajen itu kemudian dimasukkan ke dalam kerobong.
Baru dimasukkan sebentar saja, ketika dibuka sesajen langsung hilang. “Itu berarti, sesajen ini sudah diterima dan
diisi oleh Nyi Roro kidul. "Tolong! Nyi Roro Kidul kami minta pegangan,
terserah apa yang kamu berikan. Kami juga minta agar membukakan ikatan anak
itu," pinta Ki Seno sambil memejamkan matanya.
Begitu
dibuka, di dekat peti sudah nampak kain
berwarna putih. Di dalamnya
terdapat keris-keris yang jumlahnya
sangat banyak. Ki Seno kembali ngomong macam-macam agar para pengunjung
semakin percaya, bahwa ada kekuatan yang datang dari Nyi Roro Kidul. Begitu kerobong
itu dibuka, anak itu sudah ada di
samping peti. Pakaiannya berubah dari pakai kaos kemudian memakai sarung, baju koko, berpeci
serta membawa al-Qur'an. "Uh hebat
sekali," ujar beberapa orang pengunjung.
Keris-keris tadi terjual dengan
harga 2000 an. Sekitar tahun 1997, uang 2000 sangat besar buat orang desa.
Seperti biasanya, kami membagikan selebaran. Bagi yang mempunyai keluhan, kami persilahkan
untuk datang ke tempat praktik kami di Jogyakarta. Kami kembali meraup keuntungan
yang cukup besar.
Sebenarnya
semua pertunjukan tersebut hanya bohong-bohongan saja. Orang yang diikat dengan
tambang. Kedua tangannya harus berada di samping kaki. (Andri memperagakan
di hadapan kam., Red) Kakinya harus sedikit melebar. Dengan hanya menggerakkan
tangan ke arah kiri-kanan sedikit saja, talinya sudah merosot. Setelah ikatan
terlepas. Anak itu berganti baju yang telah disiapkan sebelumnya. Kok bisa lepas dari karung? Nah, karung itu
sampingnya telah dijahit menggunakan jahitan tangan. Maka dengan mudah kita
dapat merobeknya. Kita jongkok saja, jahitannya langsung robek. Sementara, untuk membuka kotak juga sangat
mudah. Kotak tersebut telah dipasangi
baut tepat di tengah-tengah penutup peti. Dari dalam mudah sekali memutar
bautnya. Padahal dari luar seakan tergembok rapat. Bautnya disimpan di tempat
tersendiri agar tidak hilang. Atap peti tersebut sudah bisa dibuka, tanpa
menyentuh gembok. Setelah itu, kita akan dengan mudah menggoyangkan kain serta
mengambil sesajen yang diberikan Pak Haji. Ya Allah, semoga semua dosa saya
yang lalu bisa diampuni.
Setelah acara
itu selesai. Banyak orang yang mendatangi tempat praktik kami. Mulai saat itulah, saya telah diperkenankan
menerima tamu dan mencoba mengobati mereka. Keluhan yang yang disampaikan
bermacam-macam. Dari permasalahan jodoh sampai persaingan di tempat kerja. Saat
menterapi pasien, saya memakai baju mirip seorang ustadz dengan segala
asesorisnya. Banyak orang yang saya beri amalan untuk penyembuhan penyakit
mereka. Amalan-amalan yang saya berikan, semuanya hanya akal-akalan saja. Yang
saya ingat, itu yang saya tuliskan.
Beraneka jimat
kami berikan kepada pasien yang datang. Untuk kewibawaan, biasanya kami
memberikan sebuah keris sakti yang bisa mengeluarkan sinar. Untuk yang seperti
ini, maharnya bisa sampai satu jutaan. Bagi orang yang ingin mendapatkan jodoh.
Kami berikan batu akik sakti yang dapat mengeluarkan asap putih. Sementara bagi
mereka yang mengeluhkan penyakit, kami biasanya menggunakan ilmu Tapak Geni.
Jika sinar ditembakkan ke dada orang
yang sakit, dari bekas tekanan itu, keluar sinar biru seperti nyala api. Semua
orang menganggap kami adalah para dukun sakti yang bisa menyembuhkan segala
macam penyakit dan persoalan mereka. Seiring dengan bertambah sibuknya saya menjadi
seorang dukun. Ibadah shalat wajib, sudah total saya tinggalkan. Terkadang saya
merasa kasihan kepada mereka yang datang kepada saya. Ternyata mereka hanya
kami bohongi saja. Banyak juga yang datang kepada kami menginginkan agar usaha
lancar kembali dan menuai untung. Kalau sudah seperti ini, biasanya kami
meminta baju pasien yang pernah dipakainya untuk ritual buang sial. Setelah
dibacakan mantra, baju itu akan terbakar dengan sendirinya. Sering juga kami
mendemonstrasikan ilmu kebal yang kami punya, dengan memotong tangan
mempergunakan golok di depan pasien. Mereka merasa takjub.
Sebenarnya
petualangan ini saya jalankan dengan setengah hati. Hati saya tidak
menerimanya. Apa yang saya lakukan bersama teman-teman, sekali lagi semuanya
bohong dan tipuan. Keris yang bisa menyala dan bisa mengeluarkan cahaya, itu
tipuan yang sangat mudah. Ambil sebuah
korek api yang kita sobek kertas pinggirannya (berwarna coklat). Kita sobek
dengan sangat tipis sekali. Kemudian kita letakkan di belakang piring putih dan
dibakar di situ. Setelah dibakar, disitu
ada bekas hitam yang tersisa. Walaupun
sudah satu minggu, bekasnya tidak
akan hilang. Ketika kita pegang, lalu kita gosokkan ke tangan kita, maka akan
mengeluarkan asap yang banyak. Ketika ditempelkan di dada lalu ditekan sedikit,
maka akan mengeluarkan sinar biru. Baju
yang bisa terbakar dengan sendirinya itu sebenarnya campuran PK (nama sebuah larutan kimia). Ditempatkan dalam sebuah plastik
kecil supaya tidak kelihatan. Ditekan
sedikit saja kemudian akan menyala dan terbakar. Untuk mendapatkan
kekebalan triknya mudah saja. Ketika kita memotong tangan dengan golok. Yang
kita pergunakan adalah bagian tengah yang sudah diamplas sehingga tumpul.
Padahal bagian ujungnyalah yang tajam.
Ketika kita mencoba kepada orang lain. Kita pergunakan bagian ujung goloknya.
Ya pasti akan terluka. Mudah-mudahan cara-cara ini, tidak dipergunakan untuk
menipu orang lagi.
Yang
membuat saya heran. Terkadang ada pasien yang merasa telah disembuhkan oleh
ilmu kami. Bahkan ada seorang dukun yang membeli jimat kepada kami. Lalu, di
hari berikutnya dukun tersebut datang lagi, sambil mengatakan bahwa jimat yang
dibeli dari kami benar-benar ampuh. Padahal semua jimat-jimat tersebut kami
beli di toko secara kodian. Jeruk makan
jeruk! (tertawa) Yah…… mungkin belas kasihan Allah pada mereka yang tertipu
oleh ulah kami.
Kabur dari Sarang Penipu
Sebenarnya saya
benar-benar sudah tidak kerasaan tinggal bersama mereka. Hati ini mulai
bergejolak untuk meninggalkan pekerjaan terkutuk ini. Tapi tak mengerti, kepada
siapa perasaan hati ini ditumpahkan. Hingga akhirnya, ada seseorang yang bisa
saya ajak berbicara mengenai segala permasalah ini. Sebelumnya, dia termasuk
salah seorang pembeli jimat dari kami.
Saya katakan kepadanya, bahwa jimat-jimat kami adalah palsu. Semua hanya
tipuan belaka. Alhamdulillah, teman saya tersebut merespon segala keluh
kesah saya. Allah menolong saya. Akhirnya saya bisa kabur dari rombongan para
dukun penipu tersebut tanpa bekal apa-apa, kecuali pakaian yang menempel di
badan.
Saya pun mulai pindah profesi sebagai tukang
pahat nama, pada piring dan sendok, bersama Mas Yayid yang telah berjasa
menolong saya keluar dari sindikat penjual jimat palsu. Saat itu kami mengumpulkan sedikit demi
sedikit rezeki yang kami peroleh dari usaha tersebut. Awalnya kami masuk kota Magetan, terus
pindah dari kota
satu ke kota
lainnya. Sampai terakhir di kota
Babad. Mas Yayid kemudian jatuh sakit. Dia ingin sekali pulang ke rumahnya di
Magetan. Uang yang sudah terkumpul Rp 625.000, saya berikan kepadanya untuk
pulang dan berobat (Andri menangis-terdiam agak lama). Sementara, saya
hanya minta Rp 25.000 saja, untuk sekadar bisa bertahan hidup. Walau begitu,
saya sangat bersyukur, karena ini adalah rezeki dari pekerjaan yang halal. Saya
kemudian kembali ke kampung halaman, dengan membawa uang Rp 25.000, dari hasil
bekerja selama 2 tahun.
Pertemuan dengan dukun lain.
Setelah mengangur selama delapan bulan di
Kampung. Saya bertemu dengan seorang
saudara dekat yang berprofesi sebagai guru ngaji di daerah Temanggung. Saya
ceritakan masa lalu yang penuh dengan dosa kepadanya. Hingga akhirnya dia
menawarkan saya untuk belajar ilmu yang sejati, ilmu yang datang langsung dari
Allah. Karena merasa banyak dosa, saya sangat gembira ketika ditawari untuk
belajar ilmu tersebut. Saya putuskan untuk belajar ilmu yang suci tersebut,
dengan harapan semoga ini bisa menebus dosa-dosa saya yang lalu. Saya bergumam.
Tepat jam 24.00 tengah
malam. Saya berada di rumah saudara di Temanggung. Saya diminta meminum segelas
air putih yang telah dibacakan doa-doa olehnya. Semula, saya sama sekali tidak
bereaksi. Sampai saya berpikir, ini akibat dosa-dosa yang kelewat banyak. Menjelang
pukul 3 pagi, tiba-tiba tangan saya bergerak-gerak naik-turun dengan sendirinya.
Begitu mengetahui hal tersebut, saya langsung sujud syukur seraya berterima
kasih kepada Allah karena telah mengabulkan keinginan saya.
Sebelum pulang dari
Temanggung, saya diberikan amalan-amalan khusus. Saudara saya tersebut bilang,
"Jika kamu benar-benar ikhlas mewiridkan amalan-amalan ini, kamu akan bisa
segalanya. Jangankan menghilang, merayap ke dinding seperti cicak pun kamu
bisa." Betapa bersyukurnya hati ini, karena dulu punya ilmu bohongan kini
ilmu sungguhan.
Amalan demi amalan saya wiridkan
dengan seksama, tanpa ada rasa beban apalagi bosan. Shalat wajib tak pernah
terlewatkan. Karena shalat termasuk sarat yang harus dikerjakan, untuk
memperdalam ilmu tersebut. Peningkatan ilmu saya rasakan sangat pesat sekali.
Saya bisa menebak benda-benda dengan mata tertutup. Menebak jumlah barang yang
sebelumnya belum pernah saya hitung, juga bisa. Kalau dulu dengan mempergunakan
sandi, sekarang benar-benar murni perasaan batin dan gerakan tangan yang datang
secara tiba-tiba dan hasilnya tepat.
Wirid pun semakin saya tingkatkan. Seiring dengan itu,
gejala-gejala aneh mulai muncul menyeruak di sekujur tubuh saya. Saat sedang
berdzikir, tiba-tiba tangan saya bergerak melepas semua pakaian. Setelah itu
saya melumuri tubuh dengan air ludah sendiri. Gerakan itu terus saya ikuti, tak
kuasa untuk memberhentikannya. Pernah juga, ketika sedang wiridan, secara
tiba-tiba datang bau harum yang kemudian berubah menjadi bau busuk yang menusuk
hidung. Bukannya takut, saya malah senang dengan semua peristiwa tersebut. Saya
berpikir, ini termasuk bagian dari ilmu Allah yang saya pelajari.
Semakin lama, semakin
bertambah pula ilmu yang saya punya. Pernah ada seorang yang sakit perut. Ia sampai
berguling-guling. Ketika saya obati dengan membaca wirid-wirid yang ditiupkan
ke dalam air, orang tersebut langsung sembuh setelah meminum air tersebut. Tak
hanya itu, dengan membaca wirid saya bisa membuat keris berdiri dengan
sendirinya. Saya pun bisa bermain catur dengan mata tertutup. Bahkan pernah
juara 1 lomba catur tingkat desa. Padahal, sebelumnya saya kurang bisa bermain
catur.
Saking mantapnya dengan
ilmu yang saya miliki, saya semakin PD
dan mencoba menangkap hantu. Tiba-tiba kaki saya melangkah menuju sebuh pohon
besar di sebelah utara kampung. Seketika itu, tangan saya seperti tarik menarik
dengan kekuatan lain. Saya rasakan seperti ular yang meliuk-liuk. Kejadian seperti itu, berlangsung selama satu
jam.
Sebut saja Mbah Brojo
(nama samaran), ‘orang pintar’ yang berada di kampung saya. Ia mengatakan,
bahwa saya diikuti oleh ratu jin. Akhirnya, saya sering konsultasi dengannya.
Sampai suatu hari, ketika ia membackingi pemilihan lurah di sebuah
daerah, saya diajak untuk membantunya. Saat itu saya dikenalkan dengan seorang
dukun dari Solo, yang katanya sudah sering keluar masuk istana Ratu Kidul. Oleh
dukun tersebut, saya diajak pergi ke Boyolali. Saat itu, saya boleh dikatakan
sebagai seorang dukun sakti. Awalnya untuk menolong orang saja, tetapi entahlah
ketika orang memberikan imbalan atas jasa yang saya lakukan, ya saya terima
saja.
Di Boyolali, ternyata
dukun tersebut sudah banyak dikenal warga sekitar. Ketika kami di sana , banyak yang datang
meminta penyembuhan dan banyak pula yang meminta pengisian benda-benda pusaka.
Sebenarnya untuk mengisi benda, hanya pakai doa-doa biasa. Setelah dibacakan
doa, benda-benda yang telah diisi bisa bergerak sendiri. Doa-doa tersebut saya
dapatkan saat di Temanggung. Dari Boyolali saya kembali ke kampung. Kemudian
ada yang menawarkan kerja di Kalimantan .
Akhirnya saya terima tawaran itu, hitung-hitung cari pengalaman. Di Kalimantan,
saya bekerja di pabrik kayu lapis. Menurut cerita orang-orang di sana , di belakang pabrik
tempat saya bekerja, sering muncul hantu pocong. Sebagai orang yang merasa
punya ilmu, saya merasa bertanggung jawab untuk menyingkirkan hantu itu, agar
tidak lagi menggangu orang di sana .
Saya melakukan persiapan untuk menangkap hantu tersebut. Tetapi belum sempat
melaksanakan niat saya itu, tiba-tiba badan saya panas sekali. Bahkan saya
dilarikan ke rumah sakit. Sebelumnya saya mencoba mengobati dengan ilmu yang
saya punya, tapi hasilnya nihil. Beberapa hari di rumah sakit, akhirnya saya
sembuh juga. Setelah itu, saya memutuskan untuk pulang ke Jawa.
Saat tiba di Jawa, saya
mencoba melamar pekerjaan di sebuah perusahaan. Tahun 2001, saya diterima
bekerja di perusahaan tersebut. Entahlah, sedikit demi sedikit saya mulai
melupakan ilmu saya. Shalat pun mulai merasa malas. Amalan wirid juga berangsur
terlupakan. Sebenarnya rasa malas itu sudah muncul, saat saya mengobati
penyakit saya di Kalimantan , namun tidak
sembuh-sembuh. Saya sendiri tidak tahu mengapa saya jadi begini.
Mulai datang gangguan penyakit
Seiring
berjalannya waktu. Satu-dua penyakit mulai menghampiri diri saya. Tiba-tiba
dada ini sering sesak. Dokter mengatakan tidak ada kerusakan pada paru-paru
saya. Belum sembuh penyakit yang pertama, lalu muncul lagi penyakit berikutnya
yang lebih aneh. Tiba-tiba badan saya terasa sakit semuanya. Rasanya sakit
sekali. Jika penyakit yang satu ini kumat, saya tak bisa apa-apa. Hanya bisa
rebahan di lantai. Puluhan dokter juga ‘orang pintar’ saya datangi. Tapi tak
satu pun yang dapat menyembuhkan penyakit saya. Ilmu yang dahulu saya pelajari
di Temanggung, seakan-akan tak berfungsi sama sekali. Saya menyerah tak mampu
lagi berbuat apa-apa. Belum selesai penderitaan yang saya rasakan, sudah datang
penyakit lainnya yang lebih parah. Dokter mendiagnosa, bahwa saya terkena
penyakit Impotensi. Saya lemas tak berdaya. Saya sama sekali tak merasakan
gairah hidup, jika penyakit terakhir ini tak bisa disembuhkan. Dalam pergulatan
jiwa yang hampir putus asa, saya dipertemukan oleh Allah dengan beberapa teman
yang ‘beraqidah baik’. Saya ditawarkan untuk menjalani terapi ruqyah. Tetapi
saya menolak karena itu tak masuk akal. Boolshitt saja semuanya.
Sampai akhirnya, sebuah
majalah yang bertuliskan mengimani yang ghoib sesuai syari’at, tertinggal di
meja kerja seorang teman. Kubaca semua isinya, awalnya hanya iseng saja. Hati
sedikit bergejolak. Ketika saya membaca tentang ruqyah di majalah itu. Hati ini
mulai bimbang, antara percaya dan tidak. Suatu hari, saya meminta kepada
teman-teman untuk mengantarkan ke rumah seorang ustdaz untuk diterapi ruqyah.
Keputusan ini saya pertimbangkan dengan merenung sangat lama. Ketika diruqyah,
ternyata saya benar-benar diikuti oleh jin. Saat diruqyah pertama kali, delapan
orang yang memegangi saya, terpental karena reaksi yang saya alami. Jin itu
mengaku dari Temanggung. Jin itu juga mengaku, bahwa yang membuat saya
mempunyai ilmu kesaktian adalah dia juga. Saya benar-benar tertipu. Ya kembali
saya tertipu…..mungkin ini azab Allah untuk saya.
Setelah diruqyah hampir 10
kali. Allah telah menyembuhkan semua penyakit saya. Dan sekarang Allah telah
menitipkan seorang putri cantik sebagai belahan jiwa. Selain bekerja di perusahaan, saya juga mengikuti
kegiataan kajian keislaman di sana .
Semoga ini bisa menjadi bekal untuk hidup yang lebih berarti. Ya Allah berilah
saya kemampuan dan kesempatan untuk mendidik keluarga, agar menjadi keluarga
yang sakinah.………hidup adalah ujian!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar